Sahabat, coba kita petik hikmah dari Firman
Allah dalah surat Maryam ayat 12,
“Ya
Yahya hudzil kitaaba bi quwwah...”
Ketika Allah memberikan sebuah instruksi mulia
terhadap Nabi Yahya as, untuk mengajak ketaatan dan melaksanakannya dengan
quwwah. Perhatikan kata quwwah disini berarti jiddiyyah atau kesungguhan.
Tidak ada keberhasilan tanpa kesungguhan. Itulah
pesan singkat namun sarat akan makna yang seharusnya menjadi perenungan besar
bagi kita. Karena kesungguhan adalah kunci keberhasilan kita dalam dakwah.
Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya
oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh. Bukan oleh orang-orang yang santai,
berleha-leha dan berangan-angan. Dunia ini diisi dan akan dimenangkan oleh
orang-orang yang merealisasikan cita-cita, harapan dan angan-angan mereka
dengan jiddiyyah dan kekuatan tekad.
Menurut Ustadz Rahmat Abdullah, dakwah
berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi, semangat juang yang
tak pernah pudar. Ajaran yang mereka bawa melebihi usia mereka. boleh jadi usia
para mujahid pembawa misi dakwah tidak panjang. Tetapi cita-cita, semangat dan
ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka. Jika kita sejenak
mengalihkan pandangan kita pada bagaimana kisah kehidupan Rasulullah saw dan
para sahabatnya. Usia mereka rata-rata hanya sekitar 60 tahun, namun satu
rentang yang tidak terlalu panjang, namun sejarah mereka seakan tidak pernah
habis-habisnya dikaji dari berbagai segi dan sudut pandang. Misalnya dari segi
strategi militer, visi kenegarawanannya, dan dari sosok kepemimpinan mereka.
Kesungguhan akan berbuah menjadi ruh
perjuangan yang kokoh manakala kita memahami bahwa kualitas amal-amal dakwah
kita akan bergantung pada sejauh mana kita menanamkan kesungguhan di setiap
jenak-jenak niat yang ada. Biarkanlah banyak orang memiliki persepsi berbeda
tentang ikhtiar kita, namun percayalah bahwa Allah lebih menilai kesungguhan
kita di atas landasan niat yang teguh dan lurus karena-Nya. Jadikanlah
kesungguhan kita dalam berikhtiar menjalani proses menjadi parameter
keberhasilan, dibandingkan dengan hasil yang diperoleh.
Kesungguhan adalah seni memantapkan hati dan
menatap masa depan. Bagi jiwa yang bersungguh-sungguh maka ia telah menjadikan
dirinya melebur bersama azzam untuk berbuat. Karena hidup ini berbicara tentang
apa yang kita perbuat, bukan sekedar hanya apa yang kita pikirkan. Begitu pun
masa depan kita. Ia adalah buah apa yang kita perbuat. Maka berbicara tentang kesungguhan,
ia adalah sebuah pilihan terbaik untuk kita menikmati perjuangan hidup saat ini
dan esok hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar