Senin, 08 Juli 2013

BERBICARA KESUNGGUHAN


Sahabat, coba kita petik hikmah dari Firman Allah dalah surat Maryam ayat 12,
“Ya Yahya hudzil kitaaba bi quwwah...”
Ketika Allah memberikan sebuah instruksi mulia terhadap Nabi Yahya as, untuk mengajak ketaatan dan melaksanakannya dengan quwwah. Perhatikan kata quwwah disini berarti jiddiyyah atau kesungguhan.

Tidak ada keberhasilan tanpa kesungguhan. Itulah pesan singkat namun sarat akan makna yang seharusnya menjadi perenungan besar bagi kita. Karena kesungguhan adalah kunci keberhasilan kita dalam dakwah.

Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh. Bukan oleh orang-orang yang santai, berleha-leha dan berangan-angan. Dunia ini diisi dan akan dimenangkan oleh orang-orang yang merealisasikan cita-cita, harapan dan angan-angan mereka dengan jiddiyyah dan kekuatan tekad.

Menurut Ustadz Rahmat Abdullah, dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi, semangat juang yang tak pernah pudar. Ajaran yang mereka bawa melebihi usia mereka. boleh jadi usia para mujahid pembawa misi dakwah tidak panjang. Tetapi cita-cita, semangat dan ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka. Jika kita sejenak mengalihkan pandangan kita pada bagaimana kisah kehidupan Rasulullah saw dan para sahabatnya. Usia mereka rata-rata hanya sekitar 60 tahun, namun satu rentang yang tidak terlalu panjang, namun sejarah mereka seakan tidak pernah habis-habisnya dikaji dari berbagai segi dan sudut pandang. Misalnya dari segi strategi militer, visi kenegarawanannya, dan dari sosok kepemimpinan mereka.

Kesungguhan akan berbuah menjadi ruh perjuangan yang kokoh manakala kita memahami bahwa kualitas amal-amal dakwah kita akan bergantung pada sejauh mana kita menanamkan kesungguhan di setiap jenak-jenak niat yang ada. Biarkanlah banyak orang memiliki persepsi berbeda tentang ikhtiar kita, namun percayalah bahwa Allah lebih menilai kesungguhan kita di atas landasan niat yang teguh dan lurus karena-Nya. Jadikanlah kesungguhan kita dalam berikhtiar menjalani proses menjadi parameter keberhasilan, dibandingkan dengan hasil yang diperoleh.
Kesungguhan adalah seni memantapkan hati dan menatap masa depan. Bagi jiwa yang bersungguh-sungguh maka ia telah menjadikan dirinya melebur bersama azzam untuk berbuat. Karena hidup ini berbicara tentang apa yang kita perbuat, bukan sekedar hanya apa yang kita pikirkan. Begitu pun masa depan kita. Ia adalah buah apa yang kita perbuat. Maka berbicara tentang kesungguhan, ia adalah sebuah pilihan terbaik untuk kita menikmati perjuangan hidup saat ini dan esok hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar