“Jika kau cinta, maka dakwah kita adalah pena”
Satu ungkapan
yang cukup mendalam jika kita definisikan satu persatu kata di dalamnya. bagi
saya cinta adalah sebuah alasan dari sebuah pertanyaan mengapa kita berdakwah. Sedangkan
pena adalah ladang. Ia adalah ladang yang terbentang dan siap ditanami oleh
para pejuang pena untuk menuai kebermanfaatan seluas-luasnya. Inilah jalan yang
Allah anugerahkan. Bekerja memilih bibit terbaik, memupuk dan merawat dengan
sebaik-baiknya agar segala sesuatu yang bertumbuh di atasnya memiliki berjuta
potensi kebermanfaatan untuk umat.
Jika memang
pena adalah sarana. Maka cinta Allah adalah tujuannya. Sebaik-baiknya amal
adalah modal untuk menjadi seorang muslim sejati. Tidak akan mungkin Allah akan
melabelkan seorang hamba menjadi seorang pejuang, sebelum ia diuji oleh Allah
melalui medan perjuangan. Seseorang tidak akan pernah menjadi seorang pahlawan,
sampai ia melalui proses yang membuatnya menjadi seorang pahlawan. Maka inilah
mutiara itu hikmah itu, bahwa proses yang membuat kehidupan ini menjadi berarti
di hadapan Allah. Dengan menikmati proses untuk melahirkan amal terbaik, maka
kita perlu memilih jalan perjuangan yang tidak mudah. Karena hadiah dalam
proses ini adalah surga, bukan TV berwarna.
Karena hidup
adalah sekumpulan waktu, maka makna hidup adalah kemampuan kita membuhkan kata
di setiap jenak waktu yang ada. Karena kata adalah kekuatan jiwa, ia bisa
bergerak menelusuri rongga pikiran yang ada sehingga ia berubah menjadi makna
dan pandangan hidup. Tanpa kata, mungkin jiwa tak mampun menebak makna di
setiap jenak waktu hidup yang Allah anugerahkan untuk kita. Karena ia adalah
sebuah representasi aktivitas, cara berfikir, ideologi, dan jalan perjuangan
untuk menemukan makna hidup sebenarnya.
Dakwah bil qalam menjadikan kita
tersadar bahwa kita memilih untuk beredar bersama kebaikan dan menyemainya di
segala penjuru tempat kaki ini melangkah. Menjadikan pena sebagai sarana
strategis untuk mewujudkan amal terbaik. Maka Jihad bil Qalam adalah garis perjuangan yang kita pilih untuk
mengangkat keterpurukan umat dengan pena dan kata yang kita anggap sebagai satu
alasan kelak dihadapan Allah ketika Dia bertanya kepada kita: Apa yang telah
engkau lakukan ketika umat-Ku membutuhkan pertolongan untuk dekat dengan-Ku di
tengah ketertindasan mereka? Kemudian
kita dapat menjawab, “kami berjihad dengan pena-Mu ya Allah untuk meninggikan
kalimat-Mu dan menuntun mereka untuk menemukan jalan hidayah-Mu...”
Sehingga jihad bil Qalam memiliki arti
kesungguhan kita untuk memilih jalan perjuangan hidup untuk mengukir sebuah
jejak kepahlawanan kita. Karena percayalah bahwa kesungguhan akan berbanding
lurus dengan pengorbanan, dan pengorbanan akan sebanding dengan ganjaran
terbaik yang telah Allah janjikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar